Tugas 1 PPB
TUGAS 1 PPB
SEJARAH MOBILE PHONE DAN TEKNOLOGI PENDUKUNGNYA
Nama: Muhammad Lintang Panjerino
NRP: 5025201045
Kelas: PPB I
Sejarah Mobile Phone
1. Mobile Phone Pertama
Pembuatan telepon seluler
pertama kali diawali oleh kepala produk komunikasi portabel Motorola, John F.
Mitchell, yang mendorong timnya untuk membuat telepon seluler pertama. Beliau berperan
sangat penting dalam penemuan dan pengembangan telepon seluler. Pada tanggal 3
April 1973, insinyur Motorola, Martin Cooper, menelepon saingannya, Joel S.
Engel dari Bell Labs, dari telepon seluler pertama. Di saat itulah panggilan
teleopon seluler pertama di dunia dilakukan. Kemudian, Martin Cooper dan
rekan-rekannya menghadiri konferensi pers dan merevolusi teknologi komunikasi. Telepon
seluler yang pertama kali diciptakan oleh Motorola adalah Motorola DynaTAC
8000X. Dimensi prototipe yang digunakan untuk panggilan pertama adalah 9,1 x
5,1 x 1,8 in (23 x 13 x 4,5 cm) dengan berat sekitar 2 kg (4,4 lb) dan harus
diisi dayanya selama 10 jam untuk waktu bicara 30 menit.
2. Mobile Phone Pertama untuk
Masyarakat Umum
Setelah 10 tahun, yaitu
tepatnya pada 1983, Motorola DynaTAC (Dynamic Adaptive Total Area Coverage)
8000x dirilis ke pasar pada tahun 1983. Biaya pengembangan dari prototipe ke telepon
seluler asli berjumlah sekitar USD 100 juta. Telepon seluler komersial pertama
yaitu Motorola DynaTAC 8000x hanya dapa digunakan untuk bicara melalui telepon
selama 30 menit. Telepon seluler ini berharga USD 3995 serta dapat menyimpan
sebanyak 30 nomor telepon.
3. Mobile Phone Flip Pertama
Pada tahun 1989, Motorola
merilis mobile phone terbaru, yaitu MicroTAC 9800X. MicroTAC 9800X bukan
telepon seluler flip tradisional, karena flip cover hanya membuka bagian tombol
dan layarnya selalu terlihat. Namun secara teknis, telepon seluler flip pertama
adalah NEC TZ-804 yang diciptakan pada tahun 1991. Selang beberapa tahun kemudian,
bentuk telepoon flip yang lebih canggih tetap bertahan di pasar dan bahkan
menjadi telepon seluler yang paling banyak diminati di banyak belahan dunia
pada saat itu.
4. Mobile Phone Digital
Pertama
Telepon seluler digital
pertama dirilis oleh Motorola yaitu Motorola International 3200. Motorola
International 3200 adalah salah satu keunggulan perusahaan Motorola. Telepon ini
dibuat pada tahun 1992 dan merupakan telepon digital pertama kompatibel dengan
GSM tetapi tidak pernah disertifikasi.
5. Mobile Phone Pertama
dengan Keyboard QWERTY
Pada tahun 1996, Nokia
merilis telepon seluler terbarunya, yaitu Nokia Communicator 9000. Nokia
Communicator 9000 adalah telepon seluler pertama dengan keypad QWERTY yang
memiliki fitur lengkap seperti faks, penjelajahan web, email, pengolah kata,
dan spreadsheet.
6. Mobile Phone Pertama
dengan Pemutar MP3
Motorola dan Nokia terus
bersaing dan berinovasi untuk mengambil alih pasar. Tepat pada tahun 1999,
Samsung menciptakan Samsung SPH-M100 Uproar. Telepon ini dapat menggabungkan
ponsel biasa dengan pemutar MP3. Di era dimana pemutar MP3 menjadi semakin
umum, Samsung SPH-M100 Uproar adalah inovasi kecil yang bagus dan memiliki daya
tarik yang besar bagi banyak orang.
7. Mobile Phone Pertama dengan
Kamera
Telepon seluler dengan
kamera merupakan kejutan besar bagi pengguna telepon pada akhir tahun 1990 dan
awal tahun 2000-an. Sharp J-SH04, yang dirilis di Jepang pada akhir tahun 2000,
dipercaya sebagai telepon seluler kamera pertama. Namun, ada juga yang
menyebutkan bahwa Kyocera VP-210 VisualPhone adalah telepon pertama yang
memiliki fitur kamera, di mana telepon seluler ini dapat mengambil hingga 20
gambar dengan kamera 0,11 MP.
8. iPhone Pertama
Pada tahun 2007, sejarah
ponsel menyaksikan salah satu momen paling ikonik dan berharga. Pada tahun itu,
perusahaan besar teknologi Apple merilis iPhone pertama, yang dikenal sebagai
iPhone 2G. iPhone ini dikembangkan sejak tahun 2005, namun perkembangannya
dirahasiakan oleh perusahaan. Mobile phone tidak lagi memerlukan tombol dan
layar berkualitas rendah. iPhone pertama ini mempelopori penggunaan perangkat
keras interaktif untuk telepon seluler. Dengan kata lain, iPhone 2G merupakan telepon
pertama yang menyediakan fitur layer sentuh (touchscreen). Fitur ini
digunakan di seluruh dunia dan menjadi standard telepon seluler secara global
bahkan sampai saat ini.
9. Android Pertama
Pada tahun 2008, telepon seluler
Android, T-Mobile G1, yang juga dikenal sebagai HTC Dream, tiba di pasaran. Mobile
phone ini berjalan pada OS (Sistem Operasi) berbasis Linux. Karena tertarik, Google
dan Open Handset Alliance mengembangkan OS ini lebih lanjut untuk bersaing
dengan sistem operasi lain yang tersedia di pasar, khususnya iOS, sistem
operasi milik Apple. Android menawarkan integrasi dengan layanan Google. Pada tahun
2008, Google mengumumkan Android Market untuk menyaingi App Store milik Apple. Kemudian
pada tahun 2010, Google eBookstore memulai debutnya sebagai koleksi eBook
terbesar di dunia pada saat itu. Pada tahun 2011, Google memperkenalkan Google
Music. Pada tahun 2012, Google mengganti nama Android Market menjadi Google
Play Store.
Sejarah Teknologi Pendukung Mobile Phone
A. Evolusi Jaringan Seluler
Jaringan seluler (mobile network) adalah jaringan komunikasi yang menghubungkan antarpengguna secara wireless menggunakan gelombang radio serta memiliki kemampuan untuk menjangkau dan menghubungkan banyak pengguna yang tersebar di berbagai wilayah. Teknologi jaringan seluler biasanya digolongkan berdasarkan generasi munculnya teknologi tersebut. Huruf G pada suatu generasi jaringan seluler sebenarnya merujuk pada kata “Generation” atau generasi. Sampai saat ini, di tahun 2024, terdapat teknologi jaringan seluler generasi terbaru yaitu teknologi 5G. Berikut adalah perkembangan dan evolusi jaringan seluler mulai dari 1G sampai 5G.
1. Jaringan Seluler 1G:
AMPS (Generasi Pertama)
1G adalah generasi pertama
pada teknologi jaringan seluler yang ditemukan di Jepang pada tahun 1979 oleh
Nippon Telegraph dan Telephone. Jaringan 1G saat itu hanyalah sebuah gelombang
analog radio sederhana yang hanya memiliki jangkauan yang sangat sempit dan belum
bisa digunakan dalam skala luas seperti sekarang. Generasi 1G memanfaatkan
teknologi FDMA (Frequency Division Multiple Access), yaitu teknologi yang dapat
membagi jangkauan frekuensi sehingga pengguna bisa berbicara dengan yang lain
di frekuensi tersendiri dan tidak bercampur dengan frekuensi lainnya. 1G
beroperasi dengan menggunakan sistem analog yang umumnya dikenal dengan AMPS
(Advanced Mobile Phone Service), di mana hanya memiliki kecepatan maksimum 2,4
Kbps. Selain itu, 1G hanya dapat dipakai untuk melakukan panggilan telepon, namun
dengan kualitas yang buruk, boros baterai, dan tidak terenkripsi. Sehingga,
percakapan tidak aman karena dapat disadap dengan menggunakan pemindai radio.
2. Jaringan Seluler 2G:
GSM & CDMA (Generasi Kedua)
Teknologi jaringan 2G
diperkenalkan pada tahun 1991 di Finlandia dan dapat dibilang menjadi awal
kelahiran teknologi digital. Teknologi 2G ini disebut sebagai GSM (Global
System for Mobiles) dan CDMA (Code Division Multiple Access) yang
telah mendukung pengiriman teks (SMS) dan suara sekaligus. 2G melakukan perubahan
yang signifikan dari 1G karena jangkauan jaringannya lebih luas daripada 1G. Fokus
utama dari perkembangan teknologi seluler 2G adalah menyediakan layanan suara
dan memanfaatkan circuit switching. Generasi ini memiliki memiliki fitur
CSD sehingga transfer data lebih cepat, sekitar 14.4 kbps.
3. Jaringan Seluler 2.5G:
GPRS
Pada akhir tahun 1990, lahir
teknologi 2.5G yang merupakan pengembangan dari 2G. Jaringan seluler ini
merupakan perkembangan teknologi nirkabel berbasis GPRS (General Packet
Radio Service) yang berada di antara teknologi nirkabel generasi ke-2 (2G)
dan ke-3 (3G). Perbedaan utama di antara teknologi 2G dan 2.5G adalah pada
implementasi packet switching dalam jaringan komputer. 2.5G menawarkan
layanan yang berorientasi pada data dengan kecepatan rata-rata 28 Kbps (hingga
kecepatan teoritis maksimum 384 Kbps). Selain itu, jaringan 2.5G dapat digunakan
untuk mengirim dan menerima foto & video melalui layanan pesan multimedia
(MMS).
4. Jaringan Seluler
2.75G: EDGE
Teknologi 2.75G pertama
kali diperkenalkan oleh operator AT&T di Amerika pada tahun 2003. 2.75G
merupakan teknologi yang dikembangkan dari jaringan seluler 2G dan 2.5G yang
dikenal dengan nama EDGE (Enhanced Data rates for Global Evolution). 2.75G
memungkinkan untuk mentransfer data dalam bentuk small package dengan
kecepatan rata-rata 48 Kbps (hingga kecepatan maksimal 473 Kbps). Dengan
perkembangan kecepatan ini, para pengguna telepon seluler sudah mulai bisa menggunakan
internet.
5. Jaringan Seluler 3G:
WCDMA (Generasi Ketiga)
Teknologi jaringan
seluler 3G pertama kali ditemukan pada tahun 2001 di Jepang oleh NTT DoCoMo
yang merupakan operator asal Jepang, dengan peningkatan untuk memberikan kualitas
jaringan internet yang lebih baik. 3G lahir sebagai sebuah solusi akan
kebutuhan internet yang meningkat pada saat itu dengan menggunakan standar UMTS
(Universal Mobile Telecommunications System) di mana dapat menghasilkan kecepatan
data yang lebih cepat dari generasi sebelumnya yaitu mencapai 2 Mbps. Dengan menggunakan
teknologi 3G, Masyarakat dunia dapat menikmati berbagai layanan internet, antara
lain browsing, pengiriman email, streaming video dan musik,
berbagi data, hingga teleconference.
6. Jaringan Seluler 3.5G:
HSDPA
Teknologi 3.5G HSDPA (High-Speed
Downlink Packet Access) merupakan peningkatan teknologi khususnya pada sisi
kecepatan transfer data melebihi 3G, di mana kecepatan data puncak 10 kali dan
kapasitas sistem 6 kali lebih baik dibandingkan jaringan seluler 3G. Dengan menggunakan
teknologi 3.5G, pengguna dapat menggunakan internet bersamaan dengan melakukan
telepon ke tujuan yang berbeda. Teknologi 3.5G juga mampu melayani komunikasi
via multimedia di internet menggunakan data video, seperti video call dan
video sharing dengan kecepatan downlink sampai 14 Mbps.
7. Jaringan Seluler 4G
(Generasi Keempat)
Teknologi jaringan
seluler 4G pertama kali ditemukan pada tahun 2008 dan diluncurkan pada tahun
2009 secara komersial di Stockholm (ibu kota Swedia) dan Oslo (ibu kota Norwegia)
yang menggunakan standar LTE (Long Term Evolution) berbasis teknologi
OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing). Era teknologi 4G merupakan
era lahirnya industri konten kreatif. Kecepatan LTE dapat mencapai hingga 100
Mbps pada awal peluncuran dan berevolusi menjadi LTE-Advanced yang dapat mencapai
kecepatan maksimal 1 Gbps. Dengan kecepatan itu, 4G dapat digunakan untuk streaming
video dengan kualitas HD, memainkan game online tanpa lag, waktu upload
dan download yang lebih singkat, komunikasi menggunakan video
conference, serta memunculkan lebih banyak startup digital. Teknologi
4G terbaru juga dapat digunakan untuk menerima panggilan di atas frekuensi
VoLTE (Voice over LTE) yang dapat membuat kualitas telepon menjadi jauh
lebih baik dibanding sebelumnya karena memanfaatkan frekuensi dengan teknologi
terbaru.
8. Jaringan Seluler 5G
(Generasi Kelima)
Teknologi 5G dikembangkan pertama kali di Korea Selatan pada tahun 2019. 5G saat ini sudah diluncurkan secara komersial di beberapa negara, seperti Korea Selatan, Amerika Serikat, Jepang, China, Turki, dan beberapa negara di Eropa. Secata teori jaringan seluler 5G memiliki kemampuan yang lebih canggih dari 4G, yaitu dapat mencapai data rate hingga 20 kali lebih cepat (20 Gbps), latency 10 kali lebih rendah (1ms), dan jumlah connection density 10 kali lebih banyak dari 4G (1 juta devices/km2), sehingga penggunaan 5G juga digunakan untuk Industry 4.0, tidak hanya digunakan untuk pemenuhan layanan mobile broadband konsumen. Contoh layanan untuk konsumen adalah enhanced Mobile Broadband, Virtual Reality (VR), Augmented Reality (AR), dan cloud gaming. Selain itu, 5G juga dapat digunakan untuk industri/B2B, seperti AR/VR for industry maintenance, smart surveillance, smart factory, remote controlling machinery, remote surgery, drone surveillance, dan smart seaport.
B. Bahasa pemrograman dan framework aplikasi mobile
1. Bahasa pemrograman
untuk aplikasi berbasis iOS
Pada aplikasi berbasis
iOS, terdapat dua bahasa pemrograman yang dapat digunakan untuk membangun
aplikasi iOS, yaitu Swift dan Objective-C. Swift adalah bahasa pemrograman yang
paling terkenal di antara kedua bahasa pemrograman tersebut.
1.a Objective-C
Objective-C adalah bahasa
iOS yang asli yang digunakan pada saat pertama kali aplikasi Apple
dikembangkan. Objective-C merupakan superset dari bahasa pemrograman C
karena mewarisi banyak sintaks dan dan aturan koding dari bahasa C. Selain itu,
Objective-C juga menambahkan mekanisme OOP (Object-Oriented Programming
atau Pemrograman Berbasis Objek) yang modern. Objective-C adalah salah satu
bahasa pemrograman yang stabil karena umurnya yang panjang dan juga memiliki
komunitas yang kuat serta memiliki banyak library dan dokumentasi.
1.b Swift
Swift adalah bahasa
pemrograman iOS bagi pemula yang dirancang oleh Apple untuk menggantikan
bahasa Objective-C sebagai bahasa utama untuk mengembangkan aplikasi berbasis
iOS. Dibandingkan dengan Objective-C, Swift memiliki kecepatan, performa, dan
fitur memory-handling yang lebih baik. Syntax yang mendekati bahasa
manusia membuat bahasa ini mudah untuk dibaca dan dipelajari. Selain itu,
mekanisme error-handling yang dapat mengatasi error pemrograman
yang umum dapat membuat programmer untuk jarang menulis kode dengan
banyak bug ketika menggunakan bahasa pemrograman Swift.
Swift dapat membuat
aplikasi berbasis iOS yang sangat kompleks. Meskipun demikian, Swift merupakan
bahasa terbaik yang dapat digunakan oleh para programmer dan developer
yang ingin pindah karir menjadi iOS developer. Contoh aplikasi kompleks
yang dibangun menggunakan Swift adalah aplikasi Linkedin, Uber, dan Lyft. Namun,
ada beberapa kelemahan bahasa Swift ini, yaitu kompatibilitas yang buruk dengan
versi Swift sebelumnya dan kurangnya alat pihak ketiga.
2. Bahasa pemrograman
untuk aplikasi berbasis Android
Terdapat tiga bahasa
pemrograman yang dapat digunakan untuk aplikada aplikasi berbasis Android,
yaitu Java, Kotlin, dan C++.
2.a Java
Java adalah bahasa
pemrograman yang paling umum digunakan dalam pengembangan aplikasi Android.
Java dikembangkan oleh Sun Microsystems (sekarang milik Oracle) pada tahun 1995
dan merupakan bahasa pemrograman yang sangat fleksibel dan mudah dipelajari. Java
dapat digunakan untuk membuat berbagai jenis aplikasi mulai dari untuk desktop,
website, dan mobile.
Untuk mengembangkan
aplikasi berbasis Android, Java digunakan dengan Android SDK (Software
Development Kit) yang dikeluarkan oleh perusahaan Google. SDK ini menyediakan
API (Application Programming Interface) yang dapat digunakan oleh developer
untuk mengakses fitur-fitur dari perangkat Android seperti kamera, GPS, dan
lain-lain.
Java adalah bahasa
pemrograman yang aman dan kuat, sehingga Java merupakan bahasa yang digunakan
oleh perusahaan untuk mengembangkan perangkat lunak dan aplikasi. Selain itu,
integrasi Java dengan Android sangat erat serta UI (User Interface) dan library
inti juga ditulis dalam bahasa tersebut. Oleh karena itu, Java memiliki
kompatibilitas, performa, dan integrasi API yang lebih baik daripada bahasa
pemrograman lainnya.
2.b Kotlin
Kotlin adalah bahasa
pemrograman yang juga terkenal digunakan dalam pengembangan aplikasi berbasis Android.
Kotlin dikembangkan oleh JetBrains dan diluncurkan pada tahun 2016. Kotlin
ditujukan untuk menjadi bahasa pemrograman yang lebih modern dan fleksibel
daripada Java. Bahasa Kotlin ini berjalan pada JVM (Java Virtual Machine).
Kotlin menyediakan
fitur-fitur seperti Null Safety, Extension Function, dan Coroutines yang tidak
tersedia dalam Java. Google juga mengumumkan bahwa Kotlin menjadi bahasa
pemrograman resmi untuk pengembangan aplikasi Android pada tahun 2019. Hal ini
menunjukkan bahwa Kotlin diakui sebagai bahasa pemrograman yang handal dan
dapat digunakan secara luas dalam pengembangan aplikasi Android.
2.c C++
C++ adalah bahasa pemrograman
yang lebih umum dan berorientasi pada objek yang mendukung alokasi memori
dinamis untuk membuatnya berjalan lebih cepat. Selain itu, bahasa ini sangat
berguna untuk aplikasi intensif CPU, seperti game. Banyak software
developer yang memanfaatkan C++ untuk pengembangan cross-platform
atau untuk pengembangan native dalam aplikasi Java atau Kotlin. Untuk menggunakan
kode C++, developer harus melakukan compile ke dalam native library
menggunakan NDK (Native Development Kit).
Bahasa C++ dapat
memberikan kontrol penuh atas sumber daya dan fungsi perangkat karena bahasa
ini lebih dekat dengan hardware daripada dengan bahasa pemrograman lain.
Selain itu, terdapat banyak library yang sangat banyak untuk bahasa C++
yang dapat memberikan akses ke fungsi-fungsi eksternal.
3. Framewrok (kerangka
kerja) untuk aplikasi Hybrid
Lahirnya bahasa pemrograman
Hybrid memudahkan developer karena mereka tidak perlu membuat dan mengelola
banyak kode sumber sebuah aplikasi untuk masing-masing sistem operasi. Bahasa pemrograman
Hybrid dapat secara otomatis dikonversi menjadi aplikasi dengan sistem operasi
tertentu, sehingga hanya dibutuhkan satu kode sumber untuk sebuah aplikasi.
3.a React Native
React Native adalah
sebuah framework pengembangan aplikasi mobile yang berdasarkan bahasa
Javascript untuk membuat aplikasi Android dan iOS dengan cepat dan efisien. Framework
ini adalah salah satu framework lintas platform terpopuler yang
digunakan oleh 42% pengembang di seluruh dunia. Proyek-proyek besar yang
menggunakan RN termasuk Shopify, Walmart, dan Discord. Cara kerja React Native adalah
dengan mengambil kode yang ditulis dalam Javascript dan mengkompilasinya
menjadi kode OS (Operating System atau sistem operasi) asli yang memungkinkan
developer untuk menggunakan kembali hingga 90% basis kode di seluruh
platform untuk konsistensi yang lebih baik.
Dibandingkan dengan framework
hybrid lain seperti WebView, React Native memiliki kecepatan dan kinerja
aplikasi yang lebih baik. React Native juga memiliki dukungan bawaan untuk
Flipper (platform untuk debugging) yang memberikan developer
aplikasi serangkaian alat untuk debugging dan testing. React Native
merupakan alat terbaik untuk pengembangan aplikasi lintas platform karena menyederhanakan
proyek dengan hanya menggunakan bahasa JavaScript.
3.b Flutter
Flutter adalah framework aplikasi lintas platform yang diciptakan oleh Google menggunakan bahasa pemrograman Dart. Flutter adalah kerangka kerja yang dengan cepat mendapatkan popularitas, dengan lebih dari 12.000 aplikasi, termasuk Google dan Alibaba. Flutter menawarkan beberapa peningkatan berbeda dari React Native, yaitu komponen UI (User Interface) dan kompilasi. Flutter menggambarkan komponen UI langsung pada setiap OS asli, tidak seperti React Native yang mengandalkan library UI khusus platform. Hal ini menyebabkan tampilan aplikasi di iOS akan sama seperti di ponsel Android lainnya. Selain itu, Flutter dikompilasi terlebih dahulu daripada menggunakan runtime environment seperti React Native. Hal ini menghasilkan kinerja aplikasi yang lebih cepat secara keseluruhan. Selain itu, Flutter dan React Native berbagi fitur serupa yang membuat pengembangan lintas platform lebih mudah, yaitu fitur hot reload, yang memungkinkan UI diperbarui secara instan tanpa perlu membuat ulang kode.
Referensi:
A. Sejarah mobile phone
https://www.gramedia.com/literasi/penemu-handphone/
https://historycooperative.org/first-cell-phone/
https://www.uswitch.com/mobiles/guides/history-of-mobile-phones/
https://techwireasia.com/07/2023/the-first-two-smartphones-in-the-world/
B. Sejarah teknologi jaringan seluler dan pemrograman mobile
https://sasanadigital.com/perkembangan-jaringan-mobile-network-dari-masa-ke-masa-1g-ke-5g/
https://www.telkomsel.com/about-us/blogs/mengenal-teknologi-1g-hingga-5g
https://decode.agency/article/mobile-app-programming-languages/
https://greatnusa.com/artikel/bahasa-pemrograman-android/
Komentar
Posting Komentar